Jumat, 07 Juni 2013


Tanggal 20 maret yang lalu aku menikah dengan orang yang tidak kukenal. aku duduk bersanding di pelaminan bagai sepasang merpati yang sedang terbang. ribuan mata dan sorotan lampu kamera yang menyaksikan moment indahku. Rencana aku dan suamiku hendak berbulan madu di CAPE TOWN (afrika) tepatnya di hotel berbintang. beberapa hari setelah pernikahan, kami berdua menuju ke sana. Singkat cerita. sesampainya di sana, suamiku pun mengajakku untuk dinner (makan malam). sesampai di cafe, ia pun mengajakku untuk makan.
“Sayang, mau makan apa?”
“Makan apa aja boleh”. jawabku dengan keras.
“Cepat dong sayang, makan apa?”
“Cupcake saja lah. gak usah banyak basa-basi, dasar suami kepo!”
Suamiku pun tertunduk akibat bentakan suaraku yang dahsyat.
Beberapa jam setelah dinner, saatnya ke hotel. sesampai di hotel, suamiku pun memanggilku. rasanya ada seorang artis yang memanggil suara SUUULEEE. tapi suamiku memanggil nama kecilku.
“taaannntriii, sini sayang..”
“ah, ciaka’ (saya tidak mau)”
“maga memengngi mucia (kenapa kamu tidak mau)?”
“ah, pajaini maraja kutana (tidak usah banyak tanya)!”
Betul-betul suami kepo. ini semua gara-gara orang tuaku yang bejat untuk menikahkanku dengan orang tua itu. coba bayangkan, umurku masih dua puluh tahun dan umurnya menjelang tiga puluh dua tahun. tentu saja jauh berbeda. Jauh-jauhnya aku menuntut ilmu tapi malah di paksa pulang kampung untuk menikah. sungguh malang nasib diriku. di tambah lagi dengan problema keluargaku. rasanya diriku ingin mati muda.
Sejenak ku merenungi nasibku dan tiba-tiba aku menangis histeris. ku sengaja histeris agar suamiku tidak mendekatiku. Ternyata, dia mendekatiku untuk menenangkan pikiranku.
“Ada apa denganmu sayang?”
“Ah, gak usah banyak bacot. Aku minta CERAI!” jawabku sambil meludah di depan suamiku.
“Jangan sayang, aku sayang kamu.”
aku tetap selalu berusaha agar aku tidak bertahan dengannya. Aku masih tetap komunikasi dengan pacarku yang berinsial “L”. Beberapa jam kemudian, ibuku menelponku.
“Baik-baik jeki’ nak (apakah kau baik-baik nak)?”
“Ah, gak usah banyak nanya deh bu, sekarang saya sudah terpuruk dan tersiksa dengan lelaki tua ini. to the point, aku mau cerai dan menikah dengan pacarku!”
“Tantri, yang namanya perceraian itu sangatlah sulit. Apakah kamu tidak malu kalau kamu menyandang status JANDA?”
Aku pun muak dengan kata-kata ibuku dan akhirnya telepon dihentikan. setelah itu, akupun menuju ke toilet untuk menangis sampai puas. disitulah aku betul-betul menangis dan akhirnya, suamiku pun mengetuk pintu agar ku keluar. aku menghapus air mataku agar dia tidak tahu bahwa saya ini di siksa olehnya.
Setelah ku keluar, dia pun memegang tanganku. aku mengambil gunting dan aku pun menusuk perutnya. Yaa Allaah, ada apa dengan hambamu ini? Diriku bukan lagi perhiasan dunia. Akan tetapi diriku sudah menjadi sampah dunia. Setelah ku tusuk perut suamiku, aku pun kabur dan menuju ke jembatan. sesampai di jembatan, aku menyesali perbuatanku dan aku ingin bunuh diri.
Aku hendak melompat. hhh, rasanya diriku takut.
Beberapa jam kemudian, alarm pun berbunyi pertanda bahwa sudah memasuki tanggal 20 maret dan ternyata ini hanya MIMPI BELAKA. Ku terbangun menunaikan shalat tahajud dan shalat subuh. Setelah itu aku berdoa agar tidak terjadi hal ini lagi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar